{يَا
بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي
فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ (122) وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ
عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلا يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلا تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلا
هُمْ يُنْصَرُونَ (123) }
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang
telah Kuanugerahkan kepada kalian dan Aku telah melebihkan kalian atas segala
umat. Dan takutlah kalian kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat
menggantikan seseorang yang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu
tebusan darinya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan
tidak (pula) mereka akan ditolong.
Dalam pembahasan yang lalu —yaitu pada permulaan surat Al-Baqarah— telah
disebutkan ayat yang bermakna semisal dengan ayat ini. Sengaja diulangi dalam
bagian ini untuk mengukuhkan maknanya dan sebagai anjuran untuk mengikuti Rasul,
Nabi yang ummi yang mereka jumpai sifat-sifatnya, ciri khasnya, namanya,
perkaranya, dan umat-nya di dalam kitab-kitab mereka. Maka Allah memperingatkan
mereka agar jangan menyembunyikan hal tersebut, jangan pula menyembunyikan
anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka sebagai nikmat dari-Nya.
Allah memerintahkan agar mereka selalu ingat akan nikmat duniawi dan nikmat
agama yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka. Untuk itu, janganlah mereka
merasa dengki dan iri kepada anak-anak paman mereka (yaitu bangsa Arab) atas
rezeki Allah yang diberikan kepada mereka, berupa diutus-Nya seorang rasul
terakhir yang dijadikan-Nya dari kalangan mereka. Janganlah kedengkian tersebut
mendorong mereka menentang rasul itu, mendustakannya, dan tidak berpihak
kepadanya. Semoga salawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada Rasul selama-lamanya
sampai hari kiamat.
EmoticonEmoticon